Secara umum Chlorine merupakan bahan beracun, karena itu dia
dapat membunuh bakteri, walaupun tidak semuanya, karena dia tidak dapat
membunuh sejumlah parasit di air minum misalnya. Dari logika sederhananya, maka
bahan pembunuh bakteri tadi juga dapat membunuh sejumlah kehidupan didalam
badan kita. Apakah benar demikian?
Pertanyaan yang paling gampang ditanyakan adalah: Apakah
Chlorine itu berbahaya untuk manusia atau tidak? Bila ya, produk2 apa saja yang
harus dihindari? Mengapa zat ini masih dipakai untuk membersihkan air minum
dalam 100 tahun terakhir secara meluas? Apakah tidak ada cara lain untuk membersihkan
air minum?
Mari kita lihat penggunaannya didalam air minum. Kadar
chlorine didalam air minum rata rata adalah 2-3 ppm, atau 2 hingga 3 mg didalam
1 Kg air. Dalam konsentrasi yang tinggi, chlorine merupakan zat yang sangat
fatal, hampir sama dengan Cianida dan Arsenik karena itu selalu diperlakukan
secara sangat hati hati diberbagai industri. Bentuknya dapat berupa gas atau
cairan. Dalam konsentrasi yang rendah didalam air minum tadi, apakah zat ini
masih berbahaya? Untuk konsentrasi yang relatif rendah itu dapat dikatakan
Chlorine HAMPIR tidak berbahaya, tetapi yang berbahaya adalah substansi yang
timbul akibat penggunaan chlorine ini, yang disebut sebagai DBP [Disinfection
By Product]. DBP dihasilkan oleh material organic didalam air yang bersentuhan
dengan chlorine. Chlorine sendiri merupakan racun, namun relatif aman dalam
kandungan rendah, namun DBP ini yang mematikan. Dosis chlorine tadi juga tidak
dapat dikurangi dibawah 2 ppm karena kekuatannya tidak menjadi efektif. Dalam
ukuran yang sama DBP ternyata 10.000 kali lebih berbahaya daripada chlorine.
Contohnya adalah trihalomethanes [THMs] dan Haloacetic Acids [HAAs]. Standard
aman untuk THM dalam air minum adalah 80 ppb dan HAAs 60 ppb, berarti hanya 60
mg didalam 1 Ton air, jumlah yang sangat sangat kecil. THM adalah carcinogen
Group B dan telah dibuktikan pada penelitian lab untuk hewan. Penelitian juga
membuktikan bahwa DBP akan mempercepat penyebaran kanker yang telah ada
sebelumnya pada manusia. Chlorine dan DBP tidak dapat disaring dengan jenis
saringan yang umum, ia memerlukan teknik saringan berbeda. Pertanyaannya,
apakah DBP selalu terbentuk bila chlorine dicampurkan kepada air? Selalu
terjadi dan satu2nya cara agar DBP tidak terjadi adalah bila chlorine
dicampurkan didalam laboratorium dalam lingkungan yang dikontrol secara ketat.
Dalam penggunaan untuk industri atau air minum, DBP ini selalu terjadi walau
dalam dosis chlorine yang rendah sekalipun. Jadi bila chlorine disebut sangat
berbahaya, maka itu termasuk dengan DBP yang selalu dihasilkannya.
Apakah DBP dan chlorine ini dapat disaring lagi setelah
digunakan membunuh bakteri? Sangat susah dan secara effektif hanya dapat dengan
menggunakan cara destilasi atau juga Reverse Osmosis [R.O] dan akhirnya menjadi
sangat mahal.
Apakah gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan oleh adanya
chlorine dan DBP bagi manusia? Banyak sekali, mulai dari penyakit jantung,
ginjal, paru2, system syaraf dan kanker [terutama melanoma]. Khusus untuk
kanker, studi di USA menunjukkan bahwa setiap tahun terjadi kanker sebesar 4.200
untuk kanker kandung kemih dan 6500 kasus untuk kanker usus. Jumlah ini sama
dengan 9% dari kanker kandung kemih dan 18% dari kanker usus hanya di USA saja.
Bagaimana dengan pemakaian chlorine pada air di kolam
renang? Umumnya dosis chlorine di kolam renang jauh lebih tinggi, karena air
ini digunakan secara aktif dan untuk membunuh bakteri diperlukan jumlah yang
besar agar zat ini secara terus menerus aktif membunuh bakteri disana. Seperti
yang diduga, masalah kesehatan untuk chlorine dan DBP sangat besar karena zat
ini langsung masuk kedalam badan dan darah melalui pori2 kulit. Beberapa
masalah akibat berenang di air mengandung chlorine antara lain: sinusitis,
radang tenggorokan dan berpotensi menimbulkan kanker kandung kemih. Secara
khusus WANITA HAMIL tidak disarankan untuk berenang pada air mengandung
chlorine. Sejumlah kasus mencatat kejadian dimana wanita hamil yang berenang
mengalami aborsi spontan, kematian bayi dalam kandungan dan cacat kandungan.
Apakah produk lain yang mengandung chlorine? Yang terutama
adalah kapas [kain] dan kertas yang dibersihkan dengan menggunakan chlorine di
pabriknya, yang kemudian masuk kedalam badan kita. Contoh penting adalah
kantong teh celup yang terbuat dari kertas; saringan the atau kopi yang terbuat
dari kertas saring; pembalut wanita yang terbuat dari recycle material [yang
kebanyakan dibersihkan memakai chlorine dalam dosis tinggi yang menghasilkan
DIOXIN]. Hal semacam ini perlu diwaspadai.
Pertanyaan selanjutnya, apakah tidak ada cara lain untuk
membersihkan air misalnya? Apakah cara ini lebih murah sehingga penggunaan
chlorine masih banyak digunakan? Jawabannya akan mencengangkan anda…
Ada 2 cara untuk membersihkan air minum dalam skala industri
yang dapat digunakan, yaitu penggunaan Peroksida [H2O2] atau menggunakan Ozon
[O3]. H2O2 memurnikan air 4.000 kali lebih bersih dari chlorine. Ozon treatment
O3 juga dapat membersihkan dengan kualitas yang sama. Diseluruh dunia, telah
ada 1.100 kota yang menggunakan H2O2 untuk membersihkan airnya dan jumlah ini
bertambah setiap tahunnya. Potensi terbentuknya DBP dengan cara ini berkurang
hingga 75% sehingga sangat aman. Terlebih dari itu, ongkos operasinya lebih
murah 1/3 nya. Apakah kualitas yang lebih baik ini dan ongkos yang lebih murah
belum cukup bagi pemerintah atau operator2 PAM untuk mengganti chlorine dengan
Piroksida atau Ozon?
Jawabnya ternyata ada pada tekanan dan pengaruh yang hebat
dari pabrik pembuat chlorine. Jangan lupa bahwa chlorine diproduksi oleh pabrik
farmasi yang juga merupakan pabrik pestisida. Mereka tidak ingin bisnis
penjualan chlorine menurun dan untuk itu berbagai publikasi dan kampanye besar
dilakukan untuk mempengaruhi pembuat keputusan terutama dalam otoritas
pengendalian obat, kesehatan dan lingkungan. Untuk itu mereka tidak segan2 membayar
peneliti2 bancakan yang dibayar untuk mengeluarkan studi2 yang membela
produknya. Mereka juga menyerang saingannya secara langsung. Dalam kasus air
minum, mereka menyerang produsen alat penyaringan air filter yang katanya
membuat fitnah mengenai chlorine. Publikasi2 ini sebenarnya sangat berbau
membela diri dengan mengatakan “belum cukup data untuk mengatakan chlorine
dapat menimbulkan kanker” dan data yang dikeluarkan adalah data yang telah
diramu untuk kepentingan mereka.
Apa yang perlu kita lakukan sebagai konsumen?
Khusus untuk air minum, janganlah meminum air ber chlorine
dari PAM. Ini juga berarti tidak memasak menggunakan air tadi. Tidak ada
toleransi yang dapat diberikan untuk hal ini. Khususnya untuk orang2 yang
menderita sakit berat, jangan juga mandi menggunakan air ber chlorine sebab
penyakit anda cenderung untuk menjadi lebih parah dipacu oleh chlorine dan DBP.
Pakailah air dari sumber lain. Kalau memang perlu dibersihkan, dapat
dibersihkan menggunakan cara lain, apakah penyaringan dengan carbon filter,
R.O, destilasi dan filter lainnya. Berbagai cara penjernihan air tersedia
dipasar sekarang dan harganya juga relatif murah.
Jangan berenang di kolam renang yang mengandung chlorine,
terutama untuk wanita hamil. Anda bisa cium dari baunya untuk mengetahui apakah
kolamnya masih memakai chlorine [kaporit] atau bukan.
Hindarkan memakai teh celup dan menggunakan kertas saring
untuk kopi atau minuman lainnya.
Untuk wanita, hindari pembalut wanita yang mengandung
Dioxin. Dioxin ini 300.000 kali lebih berbahaya daripada pestisida DDT.
Biasanya pembalut wanita yang baik selalu mencantumkan bahwa produknya tidak
mengandung Dioxin. Kasus dioxin pada pembalut wanita ternyata juga menjadi
salah satu pemicu timbulnya Cervical Cancer pada wanita.
Mudah2an informasi ini dapat membantu anda untuk mengetahui
masalah yang ada dan dipergunakan untuk menopang usaha untuk memelihara
kesehatan anda dan keluarga.
Sumber : www.kompasiana.com
0 komentar:
Posting Komentar